Selasa, 21 Februari 2023

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1


 

Koneksi Antar Materi

Modul 2.1

Pembelajaran Untuk Memenuhi

Kebutuhan Murid

 

Oleh

Febe Kristiyani, S.Pd.

Guru Kelas 1 SDS Santo Leo II

Jakarta Barat

 

Calon Guru Penggerak Angkatan 7

DKI Jakarta

 

 

Pertanyaan

1.    Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas.

2.   Jelaskan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. Jelaskan pula bagaimana Anda melihat kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak.

Jawaban

1.1  Menurut pemahaman saya pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kebutuhan murid.  Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid.

1.2 Pembelajaran Diferensiasi akan berhasil dilakukan di kelas jika guru dapat mengindentifikasi kebutuhan murid dengan baik dan dapat memberikan pembelajaran sesuai dengan identifikasi kebutuhan murid.

2.1    Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal jika guru dapat memenuhi kebutuhan murid. Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menuliskan bahwa  kebutuhan belajar murid paling tidak berdasarkan 3 aspek, yaitu: Kesiapan belajar murid (readiness) ,  Minat murid ,  Profil belajar murid. Sebagai guru, kita  tentu paham bahwa murid akan menunjukkan hasil kerja atau kemampuan  yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan kompetensi atau keterampilan dan pemahaman yang sudah mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar/ readiness), jika tugas-tugas tersebut menggugah rasa keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), atau jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).

2.2    Keterkaitan materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak  yaitu:

·         Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) mengenai pendidikan dan pengajaran adalah bahwa pendidikan itu harus disesuaikan dengan kondisi geografis dan minat anak dan harus dipastikan sesuai dengan perkembangan zaman. Selain itu dalam pendidikan dan pengajaran  harus dibuat menyenangkan dan tidak memaksakan kehendak kepada kebutuhan anak. Guru hanya menuntun bukan memaksakan kehendak anak. Relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saaat ini masih sangat relevan terbukti dengan kurikulum pemerintah saat ini masih menekankan pada pendidikan karakter anak dan selain itu juga menekankan pada keterampilan anak dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Tujuan pendidikan menurut  Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdifrensiasi sangat sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara karena dengan melakukan diferensiasi maka guru sedang memanusiakan manusia membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak memaksakan kehendak guru kepada anak.

·    Pembelajaran diferensiasi akan berhasil jika guru memiliki nilai dan peran guru penggerak. Nilai-nilai guru penggerak yaitu nilai Mandiri,  Reflektif,  Kolaboratif, Inovatif serta Berpihak pada peserta didik. Sedangkan untuk  peran guru penggerak menjadi pemimpin pembelajaran menggerakkan komunitas praktisi mendorong kolaborasi antar guru mewujudkan kepentingan murid.

·         Visi dapat diibaratkan sebagai bintang penunjuk arah yang memandu penjelajah untuk mencapai tujuannya. Penggambaran visi yang jelas tentang keadaan di masa depan dapat membantu guru untuk merencanakan dan menyelaraskan upaya-upaya mewujudkannya. Visi Guru Penggerak harus berpihak kepada murid karena mendidik bukanlah sekedar pekerjaan admistratif tetapi menuntun murid untuk dapat berkembang sesuai dengan kodratnya masing-masing. Oleh karena itu diperlukan pendekatan untuk dapat mewujudkan visi yang berpihak pada murid. Untuk mewujudkannya dengan menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif. Inkuiri Apresiatif (IA) adalah suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus pada upaya kolaboratif untuk menemukan hal positif dalam diri seseorang, dalam suatu organisasi dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu, masa kini maupun masa depan (Cooperrider & Whitney, 2005). Dengan melakukan pemebelajaran diferensiasi maka visi dan misi  yang telah disusun akan dengan sangat mudah dilaksanakan karena visi dan misi sudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

 

Demikian jawaban saya dari pertanyaan-pertanyaan pada sesi Koneksi Antar Materi Modul 2.1

Semoga dapat bermanfaat dan mari semua guru Indonesia bergerak , belajar, berbagi dan selalu bermakna.

Salam sehat dan bahagia

 

Sabtu, 11 Februari 2023

AKSI NYATA GURU PENGGERAK MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

 

I.               PENDAHULUAN

Pasca pandemi sistem pendidikan mengalami dampak yang sangat memprihatinkan khususnya peserta didik dengan fenomena krisis karakter. Generasi muda menjadi kecanduan dengan gadget sehingga membuat mereka mulai tidak mempedulikan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Sebagaii pendidik kita perlu menerapkan kembali budaya positif pada peserta didik di lingkungan sekolah agar mereka memiliki karakter yang berpedoman pada Profil Pelajar Pancasila.

Budaya positif di sekolah merupakan nilai-nilai keyakinan dan asumsi dasar yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut dan diyakini di sekolah budaya positif tersebut berisi kebiasaan-kebiasaan yang sudah disepakati bersama dan dijalankan dalam waktu yang lama dengan memperhatikan kodrat anak dalam hal ini kodrat alam dan kodrat zaman serta keberpihakan pada anak.

Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan Ki Hajar Dewantoro yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat

II.      TUJUAN

Tujuan dari aksi nyata Budaya Positif ini yaitu

Mendidik peserta didik untuk melakukan pembiasaan positif di sekolah.

Menumbuhkan sikap tanggung jawab pada diri atas pemilihan aspirasi idenya melalui kesepakatan kelas.

Mengembangkan bernalar kritis dan inisiatif yang tinggi pada diri peserta didik

Menumbuhkan rasa saling menghargai diri sendiri dan orang lain

III.     TOLAK UKUR

Tolak Ukur dari kegiatan ini adalah mewujudkan peserta didik yang berkarakter Profil Pelajar Pancasila. Terwujudnya murid yang “Sehat, Bermutu Unggul dan Berpijak pada Akhlak Luhur sebagai bentuk budaya positif di sekolah”

IV.     Liminasi Kegaitan yang dilakukan

Rincian dari kegaitan aksi nyata adalah sebagai berikut

Minggu ke-1. Meminta ijin dan dukungan kepada Kepala Sekolah terkait aksi nyata yang akan dilakukan. Tgl. 23 Januari 2023

Minggu ke-2. Pengenalan budaya postif ke peserta didik melalui kesepakatan kelas, keyakinan kelas dan membimbing peserta didik dalam penerapan aksi nyata budaya positif Tgl. 2 Februari 2023.

Minggu ke-2. Mensosialisasikan ke rekan guru melalui diseminasi pengimbasan budaya positif di sekolah Tgl. 3 Februari 2023

Minggu ke-4 Pembentukan komunitas praktisi "SOLUTIP" Santo Leo Praktek Budaya Positif Tgl. 6 Februari 2023

V.      DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

Untuk kelancaran dari aksi nyata yang dilakukan khususnya di sekolah pasti membutuhkan dukungan dari berbagai pihak yaitu Kepala Sekolah, rekan sejawat, peserta didik dan orang tua.

VI.     HASIL DARI AKSI NYATA

kegiatan aksi nyata melalui kesepakatan, keyakinan di kelas membuat peserta didik lebih percaya diri dan meyakini bahwa mereka adalah pribadi yang berkarakter.

Melalui diseminasi budaya positif, guru -guru semakin memahami bahwa budaya posiiif akan terwujud jika guru menjadi pembimbing dalam penerapan disiplin positif di sekolah.

VII.    DOKUMENTASI

Berikut ini bukti dari video aksi nyata Budaya Positif yang telah dishare di youtube dan Platfom Merdeka Mengajar.



https://youtu.be/qnVGNv1B9qw

https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/video/223598

 

Mari tetap semangat dan terus belajar untuk perubahan dunia pendidikan yang lebih baik.

Salam sehat dan bahagia



3.1.a.8 Koneksi Antarmateri Modul 3.1

  Kesimpulan Koneksi Antarmateri Modul 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN Oleh Febe Kristiy...