MENCOBA
MENULIS PEPAYA
Tergelitik karena
sebuah tantangan dari seorang penulis yang berpengalaman dari sebuah group WA
yang saya ikuti untuk membuat tulisan tentang pepaya. Awalnya saya hanya
membaca tulisan-tulisan teman yang dikirim di group, mereka begitu kreatif
menulis beragam cerita hanya dari sebuah kata pepaya lama-lama setelah saya baca
pikiran saya mulai tertarik juga untuk
menulis tentang pepaya.
Pepaya, peristiwa pertama yang
saya ingat ketika mendengar kata pepaya adalah susah BAB, karena buah ini yang
akan selalu menolong ketika saya mengalami susah BAB atau sembelit. Saya tidak
begitu mengerti mengapa setiap saya mengalami kejadian ini maka secara otomatis
otak saya langsung berpikir untuk mencari dan membeli pepaya lalu segera
memakan dan menghabiskannya,dan hasilnya
setelah saya makan pepaya maka keesokan harinya saya akan lancar saat BAB perut
saya terasa nyaman. Penasaran juga mengapa pepaya sebegitu hebatnya dalam
membantu mengatasi masalah yang sedang saya alami, saya mencoba untuk browsing
dengan mengetikkan mengapa pepaya bisa mengatasi masalah BAB dan akhirnya saya
menemukan penjelasan dari sebuah artikel bahwa pepaya ternyata kaya akan
enzim seperti papain, chymopapain, caricain dan glycyl endopeptidase.
Enzim-enzim itu dapat membantu kerja sistem pencernaan. Papain adalah enzim
proteolitik yang membantu mencerna protein. Enzim ini efektif menguraikan
daging dan protein lainnya. Cara kerja enzim papain mirip dengan pepsin yaitu
enzim pencernaan yang diproduksi di perut untuk memecah protein. Apabila pepaya dimasukkan dalam daftar menu makanan,
buah tersebut dapat membantu mempercepat proses pencernaan karena memecah
makanan yang sulit dicerna. Pepaya juga merupakan buah yang lembut atau lembek
sehingga tidak sulit untuk dicerna. Selain mengatasi perut kembung atau
sembelit, enzim dalam pepaya juga dapat membantu mengatasi masalah pencernaan
yang lebih serius seperti irritable bowel syndrome (IBS) yaitu gangguan pada
usus besar. (dikutip dari https://lifestyle.okezone.com/read/2018/10/17/481/1965333/ini-alasan-makan-pepaya-bantu-mengatasi-sembelit).
Peristiwa
kedua yang muncul ketika mendengar kata
pepaya adalah sakit pencernaan, ketika dulu saya masih SMA saya sering sekali
sakit pencernaan karena ketika saya sibuk dengan aktivitas sekolah maka saya sering
sekali lupa untuk makan sehingga pencernaan saya terganggu dan akhirnya saya
sakit. Pada saat sakit saya ingat kata seorang dokter yang merawat saya bahwa
makanan yang harus masuk ke dalam tubuh saya adalah makanan yang halus, tidak boleh pedas dan asam, buah-buahan yang
boleh dimakan selama sakit hanya pepaya dan pisang raja tawi/ambon karena hanya
dua buah ini yang teksturnya sangat lembut sehingga mudah untuk dicerna oleh
alat pencernaan saya selain itu kedua buah ini tidak terlalu asam sehingga
sangat aman untuk pencernaan saya yang sedang mengalami permasalahan. Berdasarkan
anjuran dokter maka ibu saya yang selalu merawat dengan sabar dan setia saat saya
sakit segera membeli pepaya dan pisang
raja tawi secara bergantian setiap harinya.
Jadi, pepaya menjadi sahabat yang selalu menemani saya pada saat saya sedang sakit pencernaan.
Selain
kedua perisitiwa itu yang selalu teringat ketika menyebut kata pepaya adalah
murah. Ketika saya mulai belajar hidup sendiri dan merantau mencari pekerjaan
di Jakarta sebagai pendidik di sebuah sekolah dasar, saya harus mulai mengatur
keuangan saya sendiri dan berusaha membelanjakan belanjaan yang sesuai dengan
pendapatan saya. Salah satu pengeluaran saya adalah membeli buah-buahan. Pada saat
saya pergi ke pasar, saya selalu menanyakan buah itu berapa buah ini berapa
lalu saya bandingkan harganya tentu saja buah yang paling murah adalah pepaya. Di
pasar dekat kost, saya biasa membeli buah pepaya dengan mengatakan pak saya
beli pepaya yang harganya lima ribu ada tidak? Maka bapak penjual pepaya itu
akan langsung mengambikan sebuah pepaya yang paling kecil diantara deretan
pepaya yang dia jual di meja lapaknya. Dulu saya tidak mengerti cara membeli
pepaya, saya selalu menanyakan pepaya yang ini harganya berapa? Dan penjualnya
selalu bilang bahwa harga pepaya itu di atas sepuluh ribu, sedangkan saya kalau
memakan pepaya yang besar itu sehari tidak habis dan saya tidak memiliki kulkas
di kost sehingga saya tidak mungkin menyimpan sisa pepaya. Setelah kejadian
tersebut barulah saya mulai mengerti bahwa ketika saya membeli pepaya saya
harus langsung mengatakan bahwa saya mencarai pepaya dengan harga lima ribu. Jadi,
saya ketika saya bertemu dengan pepaya saya selalu teringat dengan kata murah
meriah.
Bagaimana
dengan Anda? Yang yang muncul di pemikiran Anda saat muncul kata pepaya? Ayo segera
tuliskan supaya kita bisa belajar menulis bersama. Terima kasih buat
teman-teman di WA group belajar menulis gelombang keduapuluh yang telah
menginspirasi saya untuk mulai belajar menulis. Terus belajar dan tetap
semangat.
bagus bu tulisannya ... berbakat. lanjutkan
BalasHapusterima kasih banyak untuk pujiannya
Hapusini bagus sekali! Bahasanya mudah dipahami ...
BalasHapusLanjutkan bu
Semangat Bu Febe lanjutkan kreatifitasnya, di tambah baca buku tentang kesehatan, sukses maju terus
BalasHapusBagus tulisannya , mudah dimengerti semangat terus ,sukses . Teruskan ya, Bu!
BalasHapusBagus bahasanya sederhana dan mudah dipahami. Lanjutkan kreativitasnya. Semoga sukses ya Bu Febe.
BalasHapus