Senin, 05 Juli 2021

MENCOBA MENULIS PEPAYA

 







MENCOBA MENULIS PEPAYA

 

 

Tergelitik karena sebuah tantangan dari seorang penulis yang berpengalaman dari sebuah group WA yang saya ikuti untuk membuat tulisan tentang pepaya. Awalnya saya hanya membaca tulisan-tulisan teman yang dikirim di group, mereka begitu kreatif menulis beragam cerita hanya dari sebuah kata pepaya lama-lama setelah saya baca pikiran saya mulai  tertarik juga untuk menulis tentang pepaya.

Pepaya, peristiwa pertama yang saya ingat ketika mendengar kata pepaya adalah susah BAB, karena buah ini yang akan selalu menolong ketika saya mengalami susah BAB atau sembelit. Saya tidak begitu mengerti mengapa setiap saya mengalami kejadian ini maka secara otomatis otak saya langsung berpikir untuk mencari dan membeli pepaya lalu segera memakan dan menghabiskannya,dan  hasilnya setelah saya makan pepaya maka keesokan harinya saya akan lancar saat BAB perut saya terasa nyaman. Penasaran juga mengapa pepaya sebegitu hebatnya dalam membantu mengatasi masalah yang sedang saya alami, saya mencoba untuk browsing dengan mengetikkan mengapa pepaya bisa mengatasi masalah BAB dan akhirnya saya menemukan penjelasan dari sebuah artikel bahwa pepaya ternyata kaya akan enzim seperti papain, chymopapain, caricain dan glycyl endopeptidase. Enzim-enzim itu dapat membantu kerja sistem pencernaan. Papain adalah enzim proteolitik yang membantu mencerna protein. Enzim ini efektif menguraikan daging dan protein lainnya. Cara kerja enzim papain mirip dengan pepsin yaitu enzim pencernaan yang diproduksi di perut untuk memecah protein. Apabila pepaya dimasukkan dalam daftar menu makanan, buah tersebut dapat membantu mempercepat proses pencernaan karena memecah makanan yang sulit dicerna. Pepaya juga merupakan buah yang lembut atau lembek sehingga tidak sulit untuk dicerna. Selain mengatasi perut kembung atau sembelit, enzim dalam pepaya juga dapat membantu mengatasi masalah pencernaan yang lebih serius seperti irritable bowel syndrome (IBS) yaitu gangguan pada usus besar. (dikutip dari https://lifestyle.okezone.com/read/2018/10/17/481/1965333/ini-alasan-makan-pepaya-bantu-mengatasi-sembelit).

Peristiwa  kedua yang muncul ketika mendengar kata pepaya adalah sakit pencernaan, ketika dulu saya masih SMA saya sering sekali sakit pencernaan karena ketika saya sibuk dengan aktivitas sekolah maka saya sering sekali lupa untuk makan sehingga pencernaan saya terganggu dan akhirnya saya sakit. Pada saat sakit saya ingat kata seorang dokter yang merawat saya bahwa makanan yang harus masuk ke dalam tubuh saya adalah makanan yang halus,  tidak boleh pedas dan asam, buah-buahan yang boleh dimakan selama sakit hanya pepaya dan pisang raja tawi/ambon karena hanya dua buah ini yang teksturnya sangat lembut sehingga mudah untuk dicerna oleh alat pencernaan saya selain itu kedua buah ini tidak terlalu asam sehingga sangat aman untuk pencernaan saya yang sedang mengalami permasalahan. Berdasarkan anjuran dokter maka ibu saya yang selalu merawat dengan sabar dan setia saat saya sakit  segera membeli pepaya dan pisang raja tawi secara bergantian  setiap harinya. Jadi, pepaya menjadi sahabat yang selalu menemani saya pada  saat saya sedang sakit pencernaan.

Selain kedua perisitiwa itu yang selalu teringat ketika menyebut kata pepaya adalah murah. Ketika saya mulai belajar hidup sendiri dan merantau mencari pekerjaan di Jakarta sebagai pendidik di sebuah sekolah dasar, saya harus mulai mengatur keuangan saya sendiri dan berusaha membelanjakan belanjaan yang sesuai dengan pendapatan saya. Salah satu pengeluaran saya adalah membeli buah-buahan. Pada saat saya pergi ke pasar, saya selalu menanyakan buah itu berapa buah ini berapa lalu saya bandingkan harganya tentu saja buah yang paling murah adalah pepaya. Di pasar dekat kost, saya biasa membeli buah pepaya dengan mengatakan pak saya beli pepaya yang harganya lima ribu ada tidak? Maka bapak penjual pepaya itu akan langsung mengambikan sebuah pepaya yang paling kecil diantara deretan pepaya yang dia jual di meja lapaknya. Dulu saya tidak mengerti cara membeli pepaya, saya selalu menanyakan pepaya yang ini harganya berapa? Dan penjualnya selalu bilang bahwa harga pepaya itu di atas sepuluh ribu, sedangkan saya kalau memakan pepaya yang besar itu sehari tidak habis dan saya tidak memiliki kulkas di kost sehingga saya tidak mungkin menyimpan sisa pepaya. Setelah kejadian tersebut barulah saya mulai mengerti bahwa ketika saya membeli pepaya saya harus langsung mengatakan bahwa saya mencarai pepaya dengan harga lima ribu. Jadi, saya ketika saya bertemu dengan pepaya saya selalu teringat dengan kata murah meriah.

Bagaimana dengan Anda? Yang yang muncul di pemikiran Anda saat muncul kata pepaya? Ayo segera tuliskan supaya kita bisa belajar menulis bersama. Terima kasih buat teman-teman di WA group belajar menulis gelombang keduapuluh yang telah menginspirasi saya untuk mulai belajar menulis. Terus belajar dan tetap semangat.

           

6 komentar:

  1. bagus bu tulisannya ... berbakat. lanjutkan

    BalasHapus
  2. ini bagus sekali! Bahasanya mudah dipahami ...
    Lanjutkan bu

    BalasHapus
  3. Semangat Bu Febe lanjutkan kreatifitasnya, di tambah baca buku tentang kesehatan, sukses maju terus

    BalasHapus
  4. Bagus tulisannya , mudah dimengerti semangat terus ,sukses . Teruskan ya, Bu!

    BalasHapus
  5. Bagus bahasanya sederhana dan mudah dipahami. Lanjutkan kreativitasnya. Semoga sukses ya Bu Febe.

    BalasHapus

3.1.a.8 Koneksi Antarmateri Modul 3.1

  Kesimpulan Koneksi Antarmateri Modul 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN Oleh Febe Kristiy...